11 Januari 2013

Paten Tahitian Noni bidang Antiinflamasi, Antialergi, dan Antinosiseptif

Biar ga bingung tulisan ini ngomongin apa, kita cari tau dulu definisi istilah-istilah yang ada di judul di atas. Secara sederhana antiinflamasi dapat kita artikan sebagai zat yang dapat menghilangkan radang, antialergi adalah zat yang dapat mengatasi alergi, dan antinosiseptif adalah zat yang mempunyai efek analgesik atau meredakan rasa nyeri. Nanti kita juga kan menggunakan nama beberapa jenis enzim, diantaranya cyclooxygenase (COX). COX ada beberapa jenis, yakni COX-1, COX-2. Obat-obat golongan Anti Inflamasi Non-Steroid (AINS) seperti piroksisam umumnya memiliki efek samping pada lambung. Lambung terasa perih setelah mengonsumsi piroksisam. Obat-obat AINS bekerja dengan cara menghambat sintesis prostaglandin. Prostaglandin sendiri adalah senyawa dalam tubuh yang merupakan mediator nyeri dan radang/inflamasi. Ia terbentuk dari asam arakidonat pada sel-sel tubuh dengan bantuan COX. Dengan menghambat COX, maka prostaglandin ga bisa terbentuk, dan nyeri atau radang pun reda. 

16. Tahitian Noni sebagai inhibitor selektif COX-2 
Seperti yang telah saya sebutkan di awal tulisan ini, COX ada dua jenis, yaitu COX-1 dan COX-2. COX-1 selalu ada dalam tubuh kita secara normal, untuk membentuk prostaglandin yang dibutuhkan dalam proses-proses normal tubuh, antara lain memberikan efek perlindungan terhadap mukosa lambung. Sedangkan COX-2, adalah enzim yang terbentuk hanya pada saat terjadi peradangan/cedera, yang menghasilkan prostaglandin yang menjadi mediator nyeri/radang. Jadi, sebenarnya yang perlu dihambat hanyalah COX-2 saja yang berperan dalam peradangan, sedangkan COX-1 mestinya tetap dipertahankan. Tapi masalahnya, obat-obat AINS bekerja secara tidak selektif. Ia bisa menghambat COX-1 dan COX-2 sekaligus. Jadi ia bisa menghambat pembentukan prostaglandin pada peradangan, tetapi juga menghambat prostaglandin yang dibutuhkan untuk melindungi mukosa lambung. Akibatnya? Lambung jadi terganggu. Tahitian Noni adalah solusinya, sebab Tahitian Noni mampu menyeleksi atau memilih dan membedakan COX-1 dengan COX-2. Tahitian Noni hanya menghambat COX-2 saja. Sebagai antiinflamasi, Tahitian Noni dapat mengatasi berbagai kasus inflamasi akut dan kronik akibat ekspresi COX-2 berlebihan, untuk mengatasi demam, peradangan sendi, nyeri punggung dan leher, dismenorhea, keseleo dan kram otot, arthritis, termasuk degeneratif sendi (osteroarthritis), melindungi lambung, dan mempertahankan fungsi ginjal. Jadi, Tahitian Noni dapat menjadi zat cerdas yang mampu menjadi inhibitor selektif COX-2. Kemampuan Tahitian Noni dalam menghambat COX-2 hampir setara dengan obat inhibitor selektif COX-2, dengan keunggulan lebih aman dan praktis dalam penggunaannya, tanpa memicu efek samping jika digunakan dalam jangka panjang. Silakan lihat patennya di sini: WO/2002/045734 

17. Tahitian Noni sebagai inhibitor 5-LO dan 15-LO 
Kalau COX dihambat, metabolisme di dalam tubuh akan diarahkan pada pembentukan asam arakidonat ke arah jalur lipoksigenase (LO) yang menghasilkan leukotrien. Leukotrien sendiri adalah suatu senyawa yang memicu penyempitan saluran nafas (bronkokonstriksi). Karena itu, penderita dengan riwayat asma juga harus hati-hati menggunakan obat-obat AINS. Alternatif paling aman ya minum Tahitian Noni. Komposisi naturaseutikal Tahitian Noni mampu menghambat enzim lipoksigenase (LO) dari jenis 5-LO dan 15-LO. Dengan demikian, Tahitian Noni dapat dikonsumsi dengan aman tanpa efek samping untuk mengatasi dan mencegah berbagai penyakit inflamasi seperti asma, arthritis, psoriasis, atau penyakit saluran kemih dengan cara menghambat lipoksigenase sehingga meregulasi produksi leukotrien. Paten fungsi ini dapat dilihat di sini: WO/2005/120538 

18. Tahitian Noni sebagai inhibitor COX dan LO 
Paten yang ke-18 ini adalah gabungan dari paten yang ke-16 dan 17. Paten yang ini semakin memperkuat fakta bahwa Tahitian Noni tak hanya sekedar mampu menjadi inhibitor atau penghambat enzim COX, tapi juga LO. Komposisi jus Tahitian Noni sangat efektif dalam mencegah sekaligus mengatasi kanker dan kasus inflamasi (terutama pada individu yang sedang menjalani diet lemak) dan secara sinergis dapat menghambat kelebihan enzim COX-2, 5-LO, dan 15-LO yang merupakan inisiator berbagai kasus kanker kolon, payudara, paru-paru, lambung dan lain-lain). Paten ini dapat dilihat di sini: WO/2008/067410 

19. Tahitian Noni sebagai inhibitor interleukin-1, interleukin-6, TNF-a, HLE, dan iNOS 
Paten ini menjelaskan bahwa Tahitian Noni sangat efektif untuk mencegah dan mengatasi berbagai penyakit inflamasi, termasuk infeksi, kanker kulit, nekrosis tumor, arthritis rheumatoid, sirosis alkoholik, lupus erithematosus, karsinoma, infeksi mikroba, parasit, crohn, emfisema pulmonal, kistik fibrosis, bronkhitis kronis, sindrom distres respirasi akut (ARDS), glomerulonefritis, iskhemia serebal, syok septik, disfungsi miokadium, dan gangguan curah jantung. Silakan tengok patennya di sini: WO/2007/076024 

20. Tahitian Noni sebagai inhibitor Xantin Oksidase (XO)
Enzim xantin oksidase (XO) dalam keadaan normal tak terdapat dalam sel manusia. Enzim ini terbentuk dari enzim lain yaitu xantin dehidrogenase (XD) yang mengkatalisis reaksi xantin (XH) menjadi asam urat. Dalam keadaan iskemia atau hipoksemia, XD berubah menjadi XO melalui proses proteolisis. Perubahan ini tak reversibel. Sebagai akibatnya, apabila kemudian pasokan oksigen kembali normal, terbentuklah ion superoksida yang justru dapat merusak jaringan (jejas reperfusi, reperfusion injury). Ion superoksida sendiri sebenarnya tak terlalu reaktif. Bentuk reaktifnya ialah radikal peroksida. Seperti halnya radikal lain, radikal ini pun sangat reaktif dan akan membentuk radikal baru serta H2O2. Radikal peroksil jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan H2O2 . Ion superoksida akan sangat berbahaya apabila terdapat bersamaan dengan H2O2 karena akan membentuk radikal hidroksil. Di antara senyawa-senyawa oksigen reaktif, radikal hidroksil adalah yang paling reaktif, oleh karena itu paling berbahaya. Dengan demikian, Tahitian Noni menjadi sangat tepat dalam mencegah dan mengatasi penyakit yang berhubungan dengan kelebihan asam urat (mampu meningkatkan fungsi ginjal, mencegah hiperuresemia, dan meningkatkan fungsi jaringan penunjang). Paten ini dapat dilihat di sini: WO/2006/050012 

21. Manfaat Tahitian Noni terhadap Osteoarthritis
Formula naturaseutikal Tahitian Noni dapat dimanfaatkan untuk mengurangi, mencegah, dan menghambat proses degeneratif pada kartilago, terutama degenerasi protein penyusun kartilago. Selain itu, formula Tahitian Noni dapat dipakai untuk mengobati gejala yang serupa osteoarthritis atau untuk meningkatkan efikasi manajemen farmaseutikal osteoarthritis yang sudah ada. Silakan hubungi USPTO, atau kunjungi www.uspto.gov lalu tanyakan USPTO 7,033,624 

22. Tahitian Noni sebagai inhibitor alami Fosfodiesterase
Formula naturseutikal Tahitian Noni mampu meningkatkan kapasitas tubuh untuk menghambat enzim PDE (mereduksi reaksi alergi, serangan asma, dan meningkatkan energi) dalam kondisi patologis, tanpa disertai efek samping yang negatif. USPTO 20070248701

Tidak ada komentar:

Posting Komentar