Sudah setahun
ga apdet blog ini. Mudah-mudahan bisa nerusin nulis-nulis lagi. Buat pembaca yang dah sekian lama menantikan info-info dari blog ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Seperti janji
saya taon kemaren, kita bakal ngomongin paten-paten apa aja yang udah dimiliki
Tahitian Noni. Tapi sebelum bicara soal paten, baiknya kita bahas dulu soal
urutan klasifikasinya. Menurut saya ini penting, supaya masyarakat ngerti kalo
produk kesehatan yang dipake itu masuk ke dalam kelas yang mana, apa masuk
kelas playgroup atau udah kelas
perguruan tinggi. Lanjut aja ya bacanya.
1. Mitos
Mitos ini maksudnya hanya “kata orang”. Kata orang air mata gajah
itu bisa dipake buat dijadiin obat kuat. Padahal, belum ada bukti atau
penelitian ilmiah tentang hal itu. Berarti air mata gajah sebagai obat kuat
baru sebatas mitos belaka, “kata orang”. Ada banyak sekali mitos di dunia
kesehatan yang beredar di masyarakat. Bahayanya, masih banyak masyarakat yang
meyakini kebenaran mitos-mitos itu.
2. Testimoni
Testimoni ini kesaksian. Banyak orang yang memberikan kesaksian bahwa mereka berhasil sembuh dari sakit demam berdarah setelah minum sari daun jengkol. Berarti sari daun jengkol baru sebatas testimoni saja, belum terbukti secara ilmiah. Banyak loh perusahaan yang mempromosikan produk-produk kesehatannya dengan ngandalin testimoni ini. Meski banyak orang yang sudah sembuh dari penyakitnya setelah minum obat ini itu, jangan buru-buru percaya dulu. Kemungkinan besar itu cuma iklan kalo belum terbukti secara ilmiah dan ada patennya.
3. Uji klinis pada
hewan
Sudah nonton Spiderman kan? Liat deh adegan tikus yang
disuntik di laboratorium. Nah, itu bagian dari uji klinis pada hewan. Sebelum
Oscorp meluncurkan produk kesehatannya, terlebih dahulu produk-produk tersebut
diuji coba pada hewan. Maksudnya agar kalo terjadi sesuatu nantinya, ga
berdampak negatif terhadap manusia yang make produk itu.
4. Uji klinis pada
manusia
Kalo udah lulus uji klinis pada hewan, produk kesehatan harus
diuji lagi pada manusia. Pernah ada satu perusahaan farmasi besar di Jerman
yang udah memproduksi massal obat yang akan segera dipasarkan karena sudah
dilakukan uji klinis terhadap hewan dan hasilnya positif. Tapi apa daya, baru
aja obat itu diloncing, eh ada laporan satu orang yang meninggal dunia setelah
makan tuh obat. Terpaksa deh si perusahaan narik lagi obat-obatnya dari
pasaran. Bayangkan bro, cuma karena yang meningal satu orang aja bisa berakibat
penarikan obat dari pasaran. Ya iyalah, secara yang mati itu manusia bung,
bukan hewan. Bahaya kan kalo obat itu diminum orang lain. Bisa-bisa ribuan
orang jadi korbannya.
5. Paten
Next, paten. Kalo produk kesehatan, baik obat maupun
herbal, sudah dapat yang namanya paten, terutama paten fungsi (bukan paten merek),
berarti produk tersebut sudah mencapai puncak tertinggi klasifikasi dan berhak
dinobatkan sebagai produk kesehatan paling unggul dan paling aman. Paling
unggul sebab sudah dapat dipastikan fungsinya yang sangat efektif dalam
mengatasi masalah-masalah kesehatan. Paling aman karena berani dijamin oleh
produsen dan pemberi paten bahwa produk tersebut ga memberi efek samping
negatif terhadap tubuh.
Awalnya, buah
noni sebagai obat berbagai penyakit juga mitos, tetapi kemudian banyak orang
yang memberikan kesaksian bahwa mereka sembuh dari penyakitnya setelah minum
sari buah noni. Lalu, dilakukan penelitian ilmiah hingga pada akhirnya berhasil
mendapatkan paten. Tulisan berikutnya baru kita bahas apa aja paten yang udah
dimiliki Tahitian Noni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar